Senin, 12 Maret 2012

PEDULI BANGSA

Tak dapat dipungkiri, bahwa bangsa Indonesia belum juga bisa merdeka seutuhnya dari sistem penjajahan neokolonialis dan neoimperialis, sehingga kekayaan bangsa ini terus-menerus diperas oleh negara-negara penjajah dan secara tidak sadar telah menjadikan bangsa asing sebagai tuan di negeri kita sendiri. Akibatnya, kebiasaan hidup dengan gaya feodalis yang mendewakan penjajah, dan mental budak sebagai bangsa tertindas masih membumi dalam kehidupan keseharian. Kini, sikap imperialis-kolonialis tersebut menjangkiti beberapa generasi bangsa meski era penjajahan telah lama berlalu.
Keserakahan akan penguasaan materi dengan jalan yang tidak sah, kencangnya aroma persekongkolan dalam mengambil keputusan, persatuan dan kesatuan bangsa yang rentan akan perpecahan dan konflik horizontal, perilaku zalim yang sudah membudaya, dan entengnya perbuatan amoral dilakoni oleh para punggawa bangsa yang hipokrit, adalah konsumsi harian yang tak pernah absen dari media berita Nasional. Suatu fenomena yang bertabrakan dengan nilai-nilai luhur bangsa Nusantara.
Kenyataan ini membuat kami menjadi terpicu untuk berbuat.Tak bisa duduk diam tanpa melakukan apa-apa untuk kemajuan dan kejayaan bangsa.Bahwa bangsa ini harus mampu bangkit dari kedangkalan wawasan dan mental budak yang ditinggalkan oleh penjajah dahulu.Bangsa ini harus dapat menata perilaku yang bermoral dan bermartabat, karena moralitas adalah cikal bakal terbentuknya sebuah tata nilai kehidupan yang lebih tinggi lagi. Tanpa pembenahan moral dan budaya, maka bangsa ini akan terus menggali jurang keserakahan di antara sesama menuju titik nadir kehancurannya.
Sebagai sesama anak bangsa yang memiliki kepedulian terhadap dinamika hidup dan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di bumi Nusantara, kami juga memiliki tugas dan tanggung jawab mulia untuk ikut serta menata kembali moralitas bangsa menuju adab kemanusiaan yang setara dan berkeadilan.Kelayakan taraf hidup yang seharusnya ada pada setiap keluarga sebagai pengelola alam semesta bersandarkan pada prinsip keseimbangan. Begitupula kelayakan yang ada pada pola pikir massa tentang posisi bangsa ini yang sesungguhnya pernah diperhitungkan oleh bangsa lain dalam percaturan dunia. Nusantara pernah memiliki peradaban yang tinggi dengan pola hidup yang bermartabat, sehingga disegani oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi.
Kami berpandangan, bahwa semua permasalahan ini bukan dikarenakan oleh sistem politik atau ketidakadilan ekonomi dan sosial semata, melainkan juga sebagai buah dari abrasi nilai-nilai moral spiritual dan budaya Nusantara hingga mengakibatkan kemerosotan moral penguasa dan masyarakat bangsa secara menyeluruh yang sudah mendekati titik nadirnya. Coba lihat, anak-anak bangsa tidak lagi mengenal tradisi para leluhur bangsa, anak cucu tidak lagi mengenal adat dan tatakrama di dalam masyarakat, dan para orang tua mempertontonkan perilaku buruk di depan anak-anaknya. Sang cucu bertingkah seenaknya memporakporandakan perabot rumah sendiri, anarkis, bahkan tidak segan menzalimi saudaranya sendiri, akibat sang Bapak sedemikian sibuk mengurusi nafsu keserakahan dan kemewahan duniawi, hingga lupa mengajarkan budaya dan tata nilai kepada generasi berikutnya yang sebelumnya telah diajarkan oleh sang Kakek dan nenek moyang Nusantara secara turun temurun.
Perjalanan sejarah pergumulan peradaban dunia dan ummat manusia adalah dua hal yang saling terkait, termasuk sejarah peradaban Nusantara.Olehnya itu, sejarah tidak dapat dipisahkan dari rentetan perjalanan kehidupan manusia masa lampau, kini dan masa datang.Ini merupakan satu interaksi yang berkelanjutan yang tiada berujung.Sejarah kehidupan para leluhur Nusantara bukanlah dongeng pengantar tidur anak-anak kita, tetapi pusaka yang tak ternilai harganya. Mulai dari sejarah datangnya misi nabi Ibrahim (Abraham) ke Nusantara lewat generasi Kentura (isteri ketiganya), Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara di Banten, Kerajaan Kandis di Lubuk Jambi, Kerajaan Melayu Jambi, Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Kerajaan Tulang Bawang di Lampung, Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai di Aceh, Kerajaan Panjalu di Kediri, Kerajaan Singasari dan Majapahit di Jawa Timur, Kerajaan Demak dan Mataram di Jawa Tengah, Kerajaan Wajo dan Gowa-Tallo di Sulawesi Selatan, Kesultanan Ternate, Kesulatanan Solo dan Ngayogyakarta Hadiningrat dan yang lainnya hingga sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk itu, manipulasi data sejarah peradaban bangsa Nusantara oleh para penjajah atau penguasa berakibat pada buta sejarahnya generasi bangsa ini akan nilai-nilai luhur Nusantara yang telah terbukti mampu mengantarkan Nusantara ke puncak kejayaannya pada eranya. Yang seharusnya dapat menjadi spirit (ruh) dan cermin bagi kejayaan Nusantara di masa datang.
Belakangan ini, beberapa upaya ilmiah telah banyak dilakukan oleh para ahli tentang sejarah dan budaya Nusantara, mulai dari penelitian tentang ras Austronesia sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang sudah ada di kepulauan Nusantara ini sekitar 5000 tahun lalu. Teori tentang Sunda Land sebagai pusat peradaban yang maju ribuan tahun silam yang dikenal dengan benua Atlantis (taman Eden) yang hilang, hingga penelitian yang mengungkap jejak misi Ibrahim (Abraham) pada Kerajaan Majapahit yang selama ini oleh para sejarawan dan filolog Barat (baca: Kolonial) diklaim sebagai Kerajaan Hindu, namun tradisi yang berlaku dalam Kesultanan Majapahit sesungguhnya merupakan tradisi yang menjadi jalan hidup para nabi dan orang orang terdahulu.
Disinilah, komitmen kita bersama untuk melestarikan dan menjaga pusaka budaya Nusantara ini agar dapat diwariskan kepada anak cucu dan generasi kita selanjutnya adalah pekerjaan rumah tersendiri bagi generasi muda bangsa ini ke depan. Bukan hanya untuk mewariskan cerita mereka semata, melainkan spirit (ruh) dari kehidupan mereka harus dapat direaktualisasikan pada kehidupan kita hari ini (sesuai zaman dan kondisinya).Visi Patih Gajah Mada yang ingin menyatukan Nusantara, misalnya, adalah sebuah visi mulia yang hari ini jangan hanya dijadikan referensi sejarah belaka, melainkan juga harus senantiasa mengilhami kehidupan para generasi pelanjut bangsa dan negara ini.
Komitmen ini membentuk sebuah tatanan sendiri dalam diri kami, yang tanpa direkayasa semakin hari kami menemukan jati diri kami yang sesungguhnya.Aktivitas kami tidak hanya mempelajari sejarah yang terkait dengan keberadaan bangsa di bumi Nusantara ini, membuat seminar-seminar kecil dan besar atau diskusi-diskusi ilmiah.Karena diskusi ilmiah tentang sejarah kehidupan seseorang hanya akan menjadi referensi semata bila kita tak mampu menyelami dasar pemikiran dan perjuangan para leluhur Nusantara sebagai pelaku sejarah. Diskusi jangan hanya berhenti pada level wacana, namun harus mempelajari lebih jauh pesan dan tujuan hidup mulia mereka serta apa-apa saja yang dapat kita implementasikan untuk kehidupan hari ini, esok dan masa datang.Bahkan kita pun harus mampu melanjutkan dan memperjuangkan kembali spirit (ruh) dan visi mulia mereka.
Selain itu, hal lain yang turut memanggil kami untuk bangkit dan berkarya adalah, setelah enam puluh enam tahun perjalanan bangsa, Pancasila sebagai dasar negara telah mengalami berbagai batu ujian dan dinamika sejarah sistem politik bangsa, mulai zaman Orde Lama dengan demokrasi parlementer, zaman Orde Baru dengan demokrasi terpimpin hingga Orde Reformasi saat ini dengan demokrasi multipartai. Dari zaman ke zaman, Pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji kesaktiannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah.Kesaktian Pancasila semakin teruji karena cita-cita luhur dari para pendiri bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 belum juga bisa terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, atau masih sebatas impian. Meskipun cita-cita luhur tersebut sering kali menjadi angin surga bagi kalangan akar rumput dari janji-janji politik para (calon) penguasa.
Sejak jatuhnya rezim Orde Baru 21 Mei 1998, kita memasuki era reformasi yang sejatinya merupakan proses perubahan atau perombakan atas sistem nilai dan tatanan lama yang dinilai keliru. Tidak heran jika era reformasi telah melambungkan sejuta asa bagi rakyat Nusantara akan perubahan nasib mereka menuju kehidupan damai sejahtera. Di satu sisi, kita menyambut gembira era reformasi yang diikuti gelombang demokratisasi di berbagai bidang. Namun bersamaan dengan kemajuan kehidupan berpolitik tersebut, ada sebuah pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan bersama: Di manakah peran Pancasila kini berada?
Pertanyaan ini penting dikemukakan, karena sejak lengsernya Orde Baru dan lahirnya reformasi 1998, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi.Tidak sedikit dari anak-anak negeri ini yang tidak dapat melafazkan Pancasila dengan benar berikut simbol-simbolnya, apalagi untuk mengaktualisasikannya.Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti pohon kayu yang tersandar pada sebuah kekuatan rezim Penguasa (Orde Baru) yang pada saat rezim Orde tersebut jatuh, maka Pancasila pun ikut jatuh bersama sang penguasa. Pancasila kini berada di lorong sunyi justeru di saat denyut nadi kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin hiruk-pikuk dengan optimalisasi peran civil society, supremasi hukum, dan kebebasan berpolitik. Mengapa kita seolah melupakan Pancasila?
Bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, nasib dari Pancasila sama mirisnya dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang juga semakin ditinggal oleh "penggemarnya". Lagu Indonesia Raya tak ubahnya sebagai bacaan wajib dalam sebuah acara ritual keagamaan yang hampa akan makna dan tak punya spirit (ruh) sedikit pun untuk dapat membangkitkan jiwa kejuangan yang menyanyikannya. Dia hanya dikumandangkan pada acara-acara kenegaraan atau tatkala para Arjuna dan Srikandi bangsa Indonesia mendulang emas dalam sebuah kejuaraan cabang olah raga, seperti saat berlangsungnya Sea Games ke-26 yang baru lalu. Namun setiap kali Lagu Kebangsaan tersebut dikumandangkan, tak sedikit pun menggugah jiwa raga kita sebagai anak bangsa seperti yang diinginkan dari makna dan spirit lagu Indonesia Raya. Kita hanya mampu berucap "Merdeka! Merdeka!", namun tidak mampu membangkitkan semangat kita untuk betul-betul hidup menjadi pribadi-pribadi yang merdeka.
Kiranya kurang bijak, jika kesalahan dan kekhilafan para pemimpin bangsa di era yang lalu menyebabkan kita turut membenci Pancasila yang sejatinya merupakan karya luhur dari para pendiri bangsa. Pancasila sebagai dasar negara tak terkait dengan era pemerintahan Orde Lama, Orde Baru atau Orde Reformasi, sehingga Pancasila sejatinya terus menerus harus diaktualisasikan dan menjadi jati diri bangsa yang akan mengilhami setiap perilaku kebangsaan dan kenegaraan anak-anak negeri, dari waktu ke waktu. Tanpa pemahaman yang benar akan nilai-nilai dasar negara, maka aktualisasinya akan kehilangan arah dalam perjalanan bangsa ke depan, terlebih kita memasuki era globalisasi di berbagai bidang yang kian kompleks dan rumit. Reformasi di segala bidang akan menemukan arah yang benar manakala segenap eksponen dan komponen bangsa dapat menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila �yang sejatinya merupakan inti sari dari nilai-nilai luhur Nusantara yang berdasar dari nilai-nilai Kebenaran Universal, dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh damai, cinta kasih dan saling menghormati di tengah pluralitas bangsa yang majemuk ini.
Gerakan reinterpretasi dan reaktualisasi Pancasila semakin menemukan relevansinya di tengah menguatnya paham fanatisme suku atau kelompok yang dapat menjurus pada konflik horizontal dan anarkisme dengan mengatasnamakan agama atau keyakinan tertentu yang kembali marak belakangan ini. Kami meyakini, sikap intoleransi dan kecenderungan mempergunakan kekerasan dan premanisme jalanan dalam menyelesaikan perbedaan, apalagi mengatasnamakan agama, menjadi kontraproduktif bagi perjalanan bangsa yang multikultural ini. Lebih ironi lagi, manakala tindakan-tindakan tersebut juga dilakukan oleh para aparat penguasa yang sejatinya menjadi pelindung dan penjamin keamanan dan kenyamanan hidup di atas bumi pertiwi ini. Belum lagi ditambah oleh musibah dan bencana yang silih berganti menerpa bangsa ini, yang kesemuanya juga merupakan balasan atas ulah jahat tangan-tangan manusia yang telah diperbudak oleh nafsu angkara dan nafsu serakah atas kekayaan alam Ibu Pertiwi. Bumi pun turut bergejolak menuju titik keseimbangannya sebagai hukum sebab akibat yang berlaku pada alam makrokosmos, sekaligus sebagai ingatan bagi para penghuninya, khususnya manusia.
Dari beberapa fenomena gerakan anti kemajemukan, fanatisme kelompok dan tindakan pengecut para teroris atau aksi anarkis tersebut menunjukkan bahwa cita-cita membangun budaya bangsa Nusantara yang damai, beradab dan berbudi luhur, serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih menjadi mimpi kita bersama. Krisis moral, budaya dan spiritual ini terjadi karena matinya spirit kebenaran dari nilai-nilai Universal, padamnya cahaya hidup akan nilai-nilai luhur Nusantara, menipisnya kesadaran akan kemajemukan, dan hilangnya ruang aspirasi publik sebagai ajang negosiasi dan ruang pertukaran komunikasi antar anak negeri dalam diri setiap warga bangsa.
Kami, Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR), berpendapat bahwa saat ini, kita perlu melakukan gerakan reinterpretasi, reaktualisasi, dan restorasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan bangsa menuju fajar kebangkitan dan kejayaan Nusantara di masa datang. Gerakan ini semakin niscaya dalam rangka upaya memperkuat paham kebangsaan kita dan sekaligus memberi solusi atas sebuah ketidakpastian, ke mana biduk peradaban bangsa ini akan berlayar di tengah lautan dunia yang penuh tantangan dan multikrisis?
Untuk itu, pembumian nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah tata nilai luhur (noble values) wajib diaktualisasikan, sehingga menjadi pandu dalam setiap lini kehidupan.Betul, kini kita sedang menghadapi tantangan dan problema kebangsaan yang sangat kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global yang membutuhkan solusi yang benar, terencana, terarah dan berkesinambungan. Kami meyakini dengan menjadikan nilai-nilai kebenaran Universal dan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pandu bagi Ibu Pertiwi, maka arah menuju hari esok Indonesia yang lebih baik dan lebih pasti, yakni Indonesia Raya akan terwujud.
Sebagai generasi penerus Kemerdekaan Republik Indonesia, kami pun menyadari, bahwasanya kejayaan suatu bangsa di muka bumi ini sangat ditentukan oleh seberapa besar bangsa itu menghargai sejarah bangsanya di masa lalu, masa kini dan visi di masa datang. Ketika suatu bangsa tidak lagi peduli akan identitas jati dirinya dan eksistensi bangsanya dalam percaturan peradaban dunia, dapat dipastikan bangsa itu akan binasa dan punah dari muka bumi.
Hidup dan kehidupan ummat manusia di muka bumi ini sangat tergantung pada peredaran ruang dan waktu yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan hukum universal di atas prinsip "pergantian dan pergiliran" antara hidup dan mati, antara kebangkitan dan kehancuran, antara kejayaan dan kebangkrutan atau dalam bahasa religius dikatakan "antara berkat dan kutuk".
Sejarah dunia mencatat bahwa bangsa Nusantara ini adalah bangsa yang besar dan unggul dalam peradaban, baik budaya maupun teknologi.Letak Nusantara yang berada di antara dua lautan besar dan rute ekonomi dunia serta alamnya yang subur menyebabkan bangsa ini memiliki wawasan yang luas dalam hal etnis, bahasa, budaya maupun ideologi dan agama.Kejayaan Nusantara mulai meredup seiring terjadinya perubahan zaman, dimulai dari kehancuran peradaban Islam di Baghdad dan Andalusia sebagai pusat peradaban dan kekuasaan politik dunia.Sejarah panjang kejayaan Nusantara berakhir di zaman Majapahit awal abad ke-16 Masehi.Sejak itu, Nusantara dijajah oleh Imperialis Barat sampai dengan revolusi kemerdekaan 1945. Kemerdekaan Bangsa Indonesia (Nusantara) adalah "anugerah" Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan "jembatan emas" bagi kembalinya Kejayaan Nusantara.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kepribadian dan jati diri yang kokoh berlandaskan semangat kemandirian, kekuatan bersama dan berwawasan Nusantara. Persatuan dan kesatuan bangsa harus dipererat oleh seluruh eksponen dan komponen Bangsa Indonesia. Perbedaan diantara sesama putera-puteri Nusantara janganlah menjadi penyebab untuk tidak bersatu, tetapi hendaknya dijadikan kekayaan dan potensi sebagai kekuatan bagi Bangsa di bumi Nusantara.
Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) hadir dan tampil di tengah masyarakat untuk memberikan dharma baktinya kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) adalah Organisasi Kemasyarakatan yang bertekad untuk memperjuangkan Keadilan, Kemakmuran, dan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia menuju tatanan kehidupan damai sejahtera, dengan jalan mengembalikan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa, serta mengangkat harkat, martabat dan kejayaan Nusantara di tengah-tengah percaturan dunia. Seluruh warga bangsa ini, mulai dari Aceh hingga Papua adalah anak kandung Ibu Pertiwi, anak kandung revolusi kemerdekaan 1945 dan anak kandung Nusantara Jaya. Jika kita memiliki tekad dan kemauan, maka yakinlah bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih pasti akan memberi petunjuk dan membuka jalan: Jalan Kebenaran menuju Kejayaan, Keadilan, Kemanusiaan, dan Kesetaraan.
Cita-cita luhur tersebut hanya dapat dicapai dengan terusberjuang mempertahankan falsafah luhur kepribadian Bangsa Indonesia yang berintikan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demi cita-cita tersebut, Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) dalam kedudukannya sebagai wadah aspirasi warga negara Indonesia yang sadar akan besarnya tantangan perubahan moral kemanusiaan dan kebangsaan yang sedang dan akan dihadapi oleh bangsa, terpanggil untuk ikut berperan aktif mengembangkan dan merumuskan pemikiran dan konsep strategis, sekaligus mengupayakan pemecahan konkrit permasalahan lokal, nasional, regional, dan global berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa yang telah terbukti secara historis membawa kejayaan Nusantara pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
Cita-cita tersebut kian menjadi spirit dan keyakinan yang hidup dan bergelora dalam alam kesadaran kami, putera-puteri Gerakan Fajar Nusantara, karena hal tersebut sudah menjadi perbincangan panjang dalam sejarah Nusantara.Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa nubuat Kitab Suci dan kitab-kitab karya para leluhur Nusantara. Mulai dari Jangka Jayabaya dalam Kitab Musarar, ramalan Sabda Palon-Nayagenggong, Serat Darmogandul, Uga wangsit Siliwangi, hingga ramalan Ronggowarsito tentang Satrio Piningit, yang kesemuanya berbicara berita gembira tentang akan datangnya saat kebangkitan dan kejayaan Bumi Nusantara sebagai Mercusuar Dunia menjadi Negeri yang damai sejahtera berdasarkan nilai-nilai Kebenaran Universal yang bersumber dari Tuhan Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupan Nusantara Jaya yang dalam Jangka Jayabaya digambarkan sebagai gemah ripah harja kreta, tata tentrem ing salami-lami, ilang kang samya laku dur, murah sandang lan boga, kang hamangkuasih mring kawulanipun, lumintu salining dana, sahasta pajeg saripis (kemakmuran melimpah ruah, langgeng, tertib tentram selamanya, hilanglah kedurjanaan, murah sandang pangan, pemimpin yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang kepada rakyatnya, tidak pernah kekurangan uang, ibaratnya tanah satu hektar pajaknya satu rupiah). Atau dalam ungkapan lain sering dikatakan, bumi Nusantara kelak akan menjadi gemah ripah loh jinawi adil makmur tata titi tentrem kertaraharja dadi keblating dunyo (negeri subur melimpah, adil, makmur, tertib, tentram, damai selamanya, serta menjadi kiblat dan contoh bagi negara-negara di seantero dunia).
Berdasarkan cita-cita dan keyakinan tersebut,dan atas dasar kebulatan tekad untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam menyelamatkan bumi Nusantara (Ibu Pertiwi) yang kita cintai ini, dan desakan atas kebutuhan satu wadah pergerakan resmi, serta memohon petunjuk dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, maka kami para putera-puteri Nusantara, dan atas prakarsa 52 orang Badan Pendiri bersepakat untuk bersatu dalam suatu wadah pergerakan dengan membentuk Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR).
Patut digarisbawahi, Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) didirikan bukan atas dasar kepentingan kelompok, golongan, aliran, suku, agama, kepercayaan atau ras manapun. Demikian halnya, Gerakan ini juga bukanlah sarana untuk mencari kekuasaan, jabatan, kekayaan atau prestise duniawi yang sesaat dan fatamorganis, namun organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara ini adalah gerakan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana bumi pertiwi Indonesia Raya sebagai media tanam (lahan) dan warga Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) sebagai tanaman-tanaman-Nya. Gerakan ini juga berdiri di atas prinsip-prinsip kehidupan yang nature dan ilmiah sebagai sebuah sistem Kebenaran Universal yang bertujuan menghidupkan dan membangun jiwa raga Bangsa Indonesia agar Indonesia Raya menjadi Mercusuar Dunia di masa datang, Nusantara menjadi wasit dunia, Bumi Pertiwi berada di atas segala bangsa-bangsa dunia, seperti yang dahulu dicita-citakan oleh para leluhur Nusantara dan pendiri bangsa.
Pada kesempatan ini pula, kami berseru kepada seluruh elemen bangsa, khususnya kepada warga Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR )di seluruh Nusantara, marilah kita saling berpegang tangan dan menyatu dalam menjawab dan menyelesaikan permasalahan bangsa yang sudah sedemikian akut. Kita yakin bahwa Fajar Nusantara akan menyingsing untuk menerangi dan menghidupi peradaban manusia di muka bumi dengan perilaku yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai Penolong hamba-hamba-Nya yang taat.
Kami putera-puteri generasi Nusantara yang terikat dan tergabung dalam satu Organisasi Kemasyarakatan GERAKAN FAJAR NUSANTARA (GAFATAR) sekali lagi menegaskan dan menyatakan, SIAP menjadi eksponen bagi kebangkitan dan kejayaan Nusantara agar Bangsa Indonesia menjadi Bangsa Percontohan di muka bumi.
VISI MISI
Sebagaimana lazimnya sebuah Komunitas atau Organisasi yang memiliki visi dan misi, maka Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara pun memiliki visi dan misi yang berbeda dari organisasi lainya, yakni:
V i s i
Terwujudnya tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang damai sejahtera, beradab, berkeadilan dan bermartabat di bawah naungan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyatuan nilai-nilai luhur bangsa, peningkatan kualitas ilmu dan intelektualitas, serta pemahaman dan pengamalan nilai-nilai universal agar menjadi rahmat bagi semesta alam.
M i s i
Memperkuat solidaritas, kebersamaan, persatuan, dan kesatuan khususnya antar sesama elemen bangsa Indonesia serta dunia pada umumnya. Selain itu, juga memupuk saling pengertian dan kerjasama antar sesama lembaga yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap upaya perdamaian dan kesejahteraan dunia.

TUJUAN
pendirian Organisasi Kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) memiliki tujuan sebagai berikut:
1.    Sebagai wadah menghimpun putra-putri Nusantara dalam menyatukan pemahaman moral kemanusiaan dan kebangsaan yang inklusif, kokoh, cerdas, dan menyatu.
2.    Sebagai sarana komunikasi dan menumbuhkan persaudaraan diantara sesama putra-putri Nusantara baik di indonesia maupun di negara-negara lain di dunia
3.    Mempertahankan dan memperjuangkan cita-cita luhur bangsa yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
4.    Mewujudkan dan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang jujur, berani, tegas, adil, cakap, ber-integritas, bijaksana, cerdas dan sehat, dengan berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

NUSANTARA JAYA

Garis Waktu Sejarah Nusantara
“Sudah lama punya keinginan untuk membuat catatan waktu sejarah nusantara, dua tahun lalu dengan mas serunting sakti mulai merintis time line sejarah Indonesia yang diposting di sukasejarah hanya sampai sekarang belum kelar. Mulai hari ini semoga bisa sedikit demi sedikit dilengkapi. dan untuk sementara saya simpan dulu di halaman ini. Bagi siapapun yang mau melengkapi silakan menambahnya di ruang komentar”.
Nusantara Sampai Tahun 1000-an
sekitar 100
•    Kerajaan “Dwipantara” atau “Jawa Dwipa” dilaporkan oleh cendikiawan India berada di Jawa dan Sumatra.
•    Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan ke Jawa berdasarkan skirp dari India Selatan.
•    Raja-Raja Hindu menguasai daerah sekitar Kutai di Kalimantan.
•    Kerajaan “Langasuka” didirikan di sekitar Kedah di Malaya.
sekitar 130
•    Berdirinya kerajaan Salakanagara di Jawa Barat
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, Salakanagara (Salaka = Perak) inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.
Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi duta negaranya (Palawa, India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhur mulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Permaisurinya bergelar Dewi Dwani Rahayu. Dewawarman berkuasa selama 38 tahun dari tahun 130 sampai(168M).
Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).
Raja-raja Salakanagara:
•    Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)  168 – 195 M
•    Dewawarman III ( Prabu Singasagara Bimayasawirya)  195 – 238 M
•    Dewawarman IV (Darma Satyanagara) 238 – 251 M
•    Dewawarman V  ( Darma Satyajaya) 251 – 289 M
•    Dewawarman VI  (Prabu Gayanadewa Linggabumi) 289 – 308 M
•    Dewawarman VII (Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati) 308 – 340 M
•    Dewawarman VIII (Spatikarnawa Marmandewi) 340 – 362 M
Daerah kekuasaan Salakanagara, meliputi Jawa bagian barat dan semua pulau di sebelah barat Nusa Jawa.
340
Prabu Bima Digjaya Satyaganapati (Dewawarman VII) wafat. Senapati Krodamaruta menggantikannya hanya selama 3 bulan.
Tibalah di Rajatapura, Senapati Krodamaruta dari Calankayana bersama beberapa ratus anggota pasukan lengkap. Krodamaruta adalah putera Senapati Gopala Jayengrana, yaitu putera Dewawarman VI yang keempat. Kodramaruta langsung merebut kekuasaan dan tanpa menghiraukan adat pergantian kekuasaan. ia dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara.
Spatikarnawa Marmandewi puteri sulung Dewawarman VII, dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara ia bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman. Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, kehidupan penduduk makmur sentosa. Ia sangat memajukan kehidupan keagamaan. Kebanyakan penduduk pemeluk agama Ganesa atau Ganapati hanya sedikit yang memuja Wisnu dan Siwa.
358
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).
Salakanagara berubah menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Pada naskah wangsakerta, sebuah dokumen yang ditulis di cirebon bertahun tahun kemudian menunjukkan raja pertama Tarumanagara berkuasa sejak tahun 358 dan menerunkan raja raja sampai tahun 699. Jayasingawarman manjadi raja pertama Tarumanagara selama 24 tahun dari 358 – 382 M. selanjutnya penerus Kerajaan Tarumanagara antara lain :
•    Darmayawarman  382 – 395 M
•    Purnawarman      395 – 434 M
•    Wisnuwarman      434 – 455 M
•    Indrawarman       455 – 515 M
•    Gandrawarman     515 – 535 M
•    Suryawarman      535 – 561 M
•    Kertawarman       561 – 628 M
•    Sudawarman (adik Kertawarman) 628 – 639 M
•    Dewamurti          639 – 640 M
•    Nagajayawarman  640 – 666 M
•    Linggawarman     666 – 669 M
363
Kerajaan Indraprasta yang terletak di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan (Sekarang Kabupaten Cirebon) didirikan oleh Sang Maharesi Santanu, seorang maharesi dari daerah Sungai Gangga India
Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingwarman pendiri Tarumanagara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari kerajaan pasukan Samudra Gupta Maurya. Ia singgah di Srilanka dan Benggala, baru kemundian menuju Jawa Barat, yang pada waktu itu merupakan Salakanagara yang diperintah oleh Dewawarman VIII.
Sang Maharesi Santanu masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sang Dewawarman VIII. Santanu membangun sebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberinya nama Indraprahasta. Gunung Cereme, yang berdiri dekat daerahnya, diberinama Indrakila dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Gang-ganadi.
Kerajaan Indraprahasta kemudian berkembang menjadi kerajaan besar. Maharesi Santanu menjadi rajanya yang pertama (363 – 398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala Kretabuwana.
397
Ibukota kerajaan baru dibangun di daerah yg lebih dekat ke pantai oleh Maharaja Purnawarman (Raja Tarumanagara ketiga (395-434)). Ibukota kerajaan baru tersebut dinamai Sundapura — pertamakalinya nama “Sunda” digunakan.
398-399
Jayasatyanagara menjadi penerus Maharesi Santanu di Kerajaan Indraprasta. Jayasatyanagara menjadi raja kedua Indraprahasta (398 – 421 M). Dia adalah putra sulung dari permaisuri Indari.
Pada tahun 399 M, Jayasatyanagara harus mengakui kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Tarumanagara. Sejak itulah Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
417
Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.
Sekitar(425
Agama Budha sampai di Sumatra.
Catatan di Indonesia pada masa ini masih kurang, tapi kita tahu bahwa kebudayaan yang kompleks sudah terbentuk. Kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa ditunjukkan pada catatan-catatan dari Cina, karena para duta dikirim ke sana. Para pedagang Arab dan Persia juga mengetahui tentang darah tersebut, dan bahkan Romawi dan Yunani memiliki laporan dari jarak daerah yg sangat jauh.
Catatan dari Indonesia sangat sedikit, karena penulisan dilakukan pada daun palem dan bahan bahan lainnya yang tidak dapat bertahan lama. Banyak pengetahuan kita berdasarkan pada Bangunan atau Prasasti Batu. Pada saat kita mulai mendapatkan sejarah Sumatra dan Jawa secara jelas, telah ada bangunan-bangunan besar terbuat dari batu,  perabotan-perabotan yang bagus, musik dan tarian tradisional sebanyakyang kita ketahui sekarang.
sekitar 500
Awal kerajaan Srivijaya di dekat Palembang
526
Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.
sekitar 600
Kerajaan Melayu berkembang di sekitar (yang kita sebut sekarang) Jambi, di Sumatra.
Catatan Cina dari masa ini menundukkan kerajaan-kerajaan di Jambi dan Palembang di sumatra, dan tiga kerajaan di Jawa. Kerajaan sebelah barat berhubungan dengan Prasasti Taruma Negara, Kerajaan di bagian tengah disebut “Kalinga”, dan kerajaan sebelah timur dengan ibukota mungkin didekat Surabaya atau Malang.
612
Cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh.
Kata Galuh diartikan secara tradisional oleh orang Jawa Barat, galeuh atau inti. Dari pengertian tersebut, timbul pergeseran kata inti menjadi hati, sebagai inti dari manusia. Dalam pengertian lain, kata galeuh disejajarkan dengan kata galih, kata yang halus dari beuli(beli). Wajar jika dalam perkembangan selanjutnya, timbul dua sebutan Galuh Pakuan dengan Galih Pakuan.
Van Der Meulen mengemukakan tentang adanya tiga kerajaan Galuh, antara lain sebagai berikut :
1. Galuh Purba (Galuh Lama) yang berpusat di daerah Ciamis (Jawa Barat)
2. Galuh Utara (Galuh Baru = Galuh Lor = Galuh Luar) yang berpusat di daerah Dieng
3. Galuh yang berpusat di Denuh (Tasikmalaya)
Kendan Cakal Bakal Galuh
Ndeh nihan carita parahiyangan. Sang Resiguru mangyuga Rajaputra miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahiyangta Dewaraja. Basa lamku ngarajaresi ngangaranan maneh Rahiyangta ni Medang Jati. Inya Sang Layuwatang. Nya nu nyieun Sanghiyang Watang Ageung.
Terjemahannya :
” Ya inilah kisah para leluhur. Sang Resiguru beranak Rajaputra. Rajaputra beranak Sang Kandiawan dan Sangkandiawati, sepasang kakak-beradik. Sang Kandiawan menamakan dirinya Rahiyangta Dewaraja. Waktu ia menjadi rajaresi menamakan dirinya Rahiyangta di Medang Jati, yaitu Sang Layuwatang. Dialah yang membangun balairung besar”. (Danasasmita, 1983)
Ternyata tokoh Resiguru dalam carita parahiyangan itu adalah menantu Sri Maharaja Suryawarman, penguasa Tarumanagara VII (515 – 535 M). Kisah Sang Rajaresiguru Manikmaya, Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa putera dan puteri. Salah seorang diantaranya bernama Rajaputra Suraliman.
Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman tampak ketampanannya dan sudah mahir ilmu perang (yuddhenipuna. Oleh karena itu ia diangkat menjadi Senapati dan kemudian menjadi panglima bala tentara (baladhika ning wadyabalad Tarumanagara, oleh kakeknya.
Setelah Sang Rajaresiguru Kendan wafat, Sang Baladhika Suraliman, dirajakan di Kendan sebagai penguasa baru. penobatan Rajaputra Suraliman berlangsung pada tanggal 12 bagia genap bulan Asuji tahun 490 saka ( 5 Oktober 568 M). Sang Suraliman selalu unggul dalam perang.
Dalam perkawinan dengan puteri Bakulapura (Kutai) keturunan keluarga Kundungga yang bernama Dewi Mutyasari, Sang Suraliman mempunyai seorang putera dan seorang puteri. Yang sulung bernama Sang Kandiawan. disebut juga Sang Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang. Dan sang adik bernama Sang Kandiawati.
Sang Suraliman menjadi Raja Kendan selama 29 tahun (568 – 597 M). Sang Suraliman digantikan oleh puteranya, Sang Kandiawan. Ketika ayahnya (Sang Suraliman) menjadi penguasa Kendan, Sang Kandiawan telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Karena itu ia digelari Rahiyangta ri Medang Jati.
Setelah Sang Kandiawan menjadi penguasa Kendan menggatikan ayahnya, ia berkedudukan di Medang Jati, tidak di Kendan. Sang Kandiawan menjadi Raja Kendan selama 15 tahun (567 – 612 M). Sang Kandiawan mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi petapa di Layung watang daerah Kuningan. Sebagai pengganti dirinya, ia menunjuk putera bungsu yaitu Sang Wretikandayun yang waktu itu sudah menjadi Rajaresi di Menir.
Seperti dalam cerita pantun Lutung Kasarung, tahta kerajaan oleh Prabu Tapa diwariskan kepada puterinya yang bungsu Purbasari. Dasar pertimbangannya, Purbalarang sebagai puteri sulung lebih terpikat oleh urusan duniawi.
Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi penguasa baru menggantikan ayahnya pada tahun 534 saka atau 612 M. Ketika naik tahta, Sang Wretikandayun berusia 21 tahun. Ketika dinobatkan ia tidak berkedudukan di Kendan ataupun Medang Jati. Untuk pemerintahannya, Sang Wretikandayun mendirikan ibu kota baru yang diberi nama Galuh (Permata).
Galuh berada di lahan yang diapit oleh Sungai Cimuntur dan Citanduy. Lokasi bekas Galuh sekarang dikenal sebagai Desa Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
669
Sang Maharaja Linggawarman, Raja Tarumanagara ke duabelas wafat. Beliau digantikan oleh menantunya, Sang Tarusbawa, dengan gelar Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sunda Sembawa.
Penobatan dilangsungkan pada tanggal 9 bagian terang bulan Jesta tahun 591 Saka (18 Mei 669 M).
Ketika Tarumanagara diperintah oleh mertuanya, pamor kerajaanya sudah sedemikian merosot. Sang Tarusbawa berupaya mengembalikan kejayaan Tarumanagara seperti ketika pemerintahan di pegang oleh Purnawarman (395 – 434 M). Sang Tarusbawa lahir dan dibesarkan di Sundapura (Kota Sunda) bekas ibukota Tarumanagara.
Tindakan pertama, Sang Tarusbawa  merubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, mengambil nama kota kelahirannya yang waktu itu berfungsi dari sebutan Sundapura menjadi Sunda Sembawa (Tanah kabuyutan).
Tindakannya tersebut, dimanfaatkan oleh Sang Wretikandayun untuk memerdekakan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Sunda
sekitar 670
•    Seorang pengembara Cina mengunjungi Palembang, Ibukota Srivijaya.
•    Candi Hindu dibangun di dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.
•    Sekitar masa ini, Kerajaan Sunda pertama bangkit setelah berakhirnya kerajaan Tarumanegara.
686
Srivijaya mengambil alih kerajaan Melayu di Jambi, dan mengirim pasukan ekspedisi melawan kerajaan di Jawa.
Batu bertulis tertanggal 683 dan 686 dari sumatra selatan dan Bangka menggambarkan kegiatan militer Srivijaya melawan Melayu dan Jawa.  Batu-tersebut adalah tulisan-tulisan Malayo-Polynesia tertua yang diketahui.
sekitar 700
•    Kerajaan Suwawa berkembang di Sulawesi Utara
•    Srivijaya telah menaklukkan Kedah, di semenanjung Malaya.
sekitar 732
Sanjaya mendirikan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah.
sekitar 770
•    Raja Sailendra, Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangunn Borobudur.
•    Awal  kegiatan pembangunan di Prambanan.
782
Raja Sailendra, Vishnu dilanjutkan oleh Indra (atau Sangramadhanamjaya)
sekitar 790
Kerajaan Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (sekarang Kamboja); menguasai Chenla selama sekitar 12 tahun.
sekitar 812
Raja Sailendra, Indra dilanjutkan oleh Samaratungga.
Sekitar....825
Borobudur selesai dibangun, diabawah kekuasaan Samarunga.
Sekitar....835
Samaratungga meninggal. Putranya Balaputra direbut tahtanya oleh mertua saudarinya, Patapan dari wangsa Sanjaya, yang menggantikan agama Budha di Jawa dengan Hindu.
Sekitar....838
Patapan dilanjutkan oleh putranya Pikatan (atau Jatiningrat).
846
Kerajaan Tidore dikunjungi oleh utusan Khalifah Al-Mutawakkil dari Baghdad.
sekitar 850
•    Pikatan mengalahkan pasukan Balaputra, kemudian mengundurkan diri dari tahta untuk menjadi petapa. Dia dilanjutkan oleh Kayuwani.
•    Balaputra, yang berhak atas tahta Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil kekuasaan di Srivijaya.
•    Raja Warmadewa menguasai Bali.
•    Pada sekitar masa ini kita memiliki versi Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Pengerjaannya cukup rumit, dan mungkin ada pengerjaan semacam ini sebelumnya yang tidak berhasil.
898
Raja Sanjaya, Balitung mengambil kekuasaan di Jawa Tengah.
Batu bertuliskan tentang Raja Balitung merupakan yang pertama menbutkan “Mataram” di Jawa Tengah.
910
Raja Sanjaya, Daksa meneruskan Balitung di Mataram. Dia mulai membangun candi Hindu yang besar, di Prambanan.
919
Raja Sanjaya, Tulodong meneruskan Daksa, berkuasa sampai 921
924
Raja Sanjaya, Wawa mengambil tahta Mataram. berkuasa sampai 928.
929
•    Raja Sanjaya, Mpu Sindok mengambil kuasa. Dia memindahkan pemerntahan dari Mataram ke Jawa Timur (dekat Jombang).
•    Letusan besar Gunung Merapi pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan Raja Mataram pindah ke Timur.
947
•    Sri Isana Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, meneruskan Mpu Sindok sebagai penguasa di Jawa Timur.
•    Raja Udayana dari Bali, ayah Airlangga, lahir.
985
Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Dia menaklukkan Bali dan menemukan tempat tinggal di Kalimantan Barat.
Dharmavamsa juga dikenang karena memerintahkan penerjemahan Mahabarata kedalam bahasa Jawa.
992
Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta besar ke Cina untuk meminta perlindungan terhadap pasukan Dharmavamsa dari Jawa.
1006
Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibukota Mataram. Istananya dibakar, dan Dharmavamsa terbunuh. Airlangga (15 tahun) melarikan diri. Beberapa tahun kekacauan terjadi di Jawa Timur setelahnya.
Tahun (M)    Epitomae (Irisan) Sejarah Indonesia, Nusantara dan Dunia (1000 – 1500 M)    Tahun (M)
     Airlangga, raja di Jawa Timur Airlangga adalah menantu dari Darmawangsa, pada saat serangan balik Sriwijaya yang berhasil membunuh Darmawangsa Airlangga sempat menghindar ke dalam hutan. Airlangga kemudian mempersatukan kembali. Tahun 1019 dia sudah menguasai daerah Pasuruan dan usaha ini termasuk perang berlangsung sampai 1035 dan efektif menguasai seluruh Jawa bagian Timur. Pada masa ini Mpu Kanwa penyair istana menuliskan kisah Arjunawiwaha dan Mahabrata yang disesuaikan dengan kisah hidup Airlangga, menurut kisah, Airlangga membagi dua kerajaan untuk dua orang putranya menjadi Janggala dan Kadiri.
Makam Airlangga (kiri) di Belahan, di lereng Gunung Penanggungan ,Kediri, Jawa Timur. Dua arca yang di depan adalah permaisuri Wisnu yang berfungsi sebagai pancuran air. Pada bagian tengah yang tertutup terdapat arca Wisnu (kanan) yang dipercayai sebagai Airlangga. Seperti halnya ayahnya Udayana yang juga dimakamkan di lereng Barat gunung Penanggungan.
Airlangga dianggap sama dengan Wisnu berarti dia seorang raja yang perkasa, nampak dengan menunggang burung garuda bertubuh manusia sedang menginjak dua ekor ular. Perhatikan perbedaan antara sikap yang tenang pada penunggangnya dan kegelisahan pada burung garuda.    1019-1049
1017    Al Biruni (973-1048), Khorasan (Turkmenistan), saintis Muslim mengembangkan alat menentukan derajat lintang suatu tempat di muka bumi. Dia merevisi pandangan Ptolemaus tentang aliran laut dari lautanIndiake lautan Atlantik.Menulis buku Āthār al-bāqīyah (Chronology of Ancient Nations), At-Tafhīm (“Elements of Astrology”).
Pindah keIndia, dibahwah Ghazna (Afghanistan).   
     Prasasti Leran yang berupa nisan dari Fatimah binti Maimun 475 H, merupakan inskripsi pertama keberadaan Islam di Nusantara.    1082
1071    Jerusalem kota suci bersama bagi ummat beragama Yahudi, Kristen dan Islam, kota ini berada di bawah penguasa Muslim sejak tahun 634 dan selama itu tidak ada masalah bagi semua penganut ketiga agama di atas dalam menjalankan agama dan ziarah bagi penganut dari luar Jerusalem. Mereka dapat bepergian dan tinggal dan mengunjungi tempat-tempat suci dengan bebas. Sejak khalifah Muslim dipegang dinasti Bani Seljuk, Turki, para peziarah dari Barat (Eropa) mulai mendapat gangguan dalam perjalanan semenanjung Balkan, terjadi juga perusakan terhadap tempat-tempat yang dianggap suci oleh Kristen. Hal ini sejalan dengan ekspansi Turki atasByzantium(Konstantinopel) dimana pimpinan Kristen Timur (Katolik Orthodox) berdomisili. Patriarkh Alexius Comnenus meminta bantuan Paus Urbanus II di Rome (Katolik Roma), namun pada tahun 1071, Konstantinopel berhasil ditaklukkan Turki, dan meneruskan ekspansi ke wilayah Balkan lainnya, peziarah dari Eropa jadi terhambat.   
1096    Perang Salib pertama. Atas imbauan Paus Urbanus II (1040-1099), jadi Paus (1088-1099),Sekelompok orang (bangsawan) membentuk pasukan (crusader army) untuk membebaskan Jerusalem, dipimpin Godfrey of Bouillon (1061-1100), berjalan dan berlayar melalui berbagai jalur menuju Constantinople, terus bergerak melalui Antiokia yang sebelumnya dikuasai Turki tahun 1085. Berhasil merebutJerusalem pada 15 Juli 1099. Mereka melakukan pembunuhan massal (massacre) yang memalukan terhadap orang Turki dan pendudukJerusalem non Kristen. Sebagian besar pulang kembali dan sebagian tinggal diJerusalem membuat benteng dan pasukan khusus mempertahankan Tanah Suci.   
     Jayabaya, rajaKediri, mempersatukan kembali Kadiri dan Janggala, penulisan Barathayuda.    1135-1160
1144    Perang salib kedua. Jerusalem kembali diambil alih oleh Turki, pasukan Crusader membangun beberapa negara kota, diantaranya Edessa, Germania dan Frank melancarkan serangan balasan namun gagal karena pasukan perlawanan Muslim lebih terorganisir.   
1150    Gerard Cremona (1114-1187), Lombardy [Italy], menterjemahkan banyak karya-karya Arab Islam ke bahasa Latin.   
1174    Menara miringPisa(Itali) dibangun, awalnya dibangun sebagai menara biasa untuk katedral oleh Bonnano Pisano sebagai arsitek.    Kertajaya, rajaKediri, mengurangi peran kaum Brahmana, yang berakibat konflik dan kalahnya Kertajaya berakhir pula kerajaanKediri.    1190-1222
1187    Perang Salib ketiga. Salahuddin Al Ayubi (Saladin) seorang pemimpin Islam dan militer yang legendaris menaklukkanJerusalem stelah dikuasai Ftanks selama 88 tahun. Tiga orang Raja dari Eropa bergabung melawan Saladin; Richard the Lion Hearted (England), Frederick Barbarosa (German) dan Philip Augustus (Frank).Frederick menyerang melalui laut ke Asia Kecil Juni 1190 dan dipukul mundur. Richard dan Philip sempat merebut kembalikota Acre, namun gagal menaklukkanJerusalem. Kemudian Richard dan Saladin mengadakan perjanjian damai tahun 1192 yang membolehkan para peziarah Eropa mengunjungi Jerusalem-Tanah Suci dengan bebas.   
1200    Fakultas kedokreran dan filsafat didirikan dalam Universitas Bologna (Italia).   
1202    Perang Salib keempat. Terjadi pelencengan terhadap tujuan awal perang salib, Mesir pusat kekuasaan Islam menjadi target. Karena jalur pelayaran Mediteranie ke Mesir melalui Venice, dimana orang Venesia lebih berminat atas perdagangan dibanding agama, atas pengaruh mereka para Crusader melupakan Mesir dan mereka menaklukkan kota pelabuhan Zara (Zadar, Croatia) kota Kristen saingan Venesia. Kemudian tahun 1203 menyerangConstantinople (Katolik Timur), menaklukkan dan menjarahnya 1204, atas kehendak Paus. Innocentius III (1160-1216), menjadi Paus (1198-1216).   
1212    Perang Salib Anak-anakSemangat Perang Suci juga mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa. Seorang anak penggembala Stephen dari Cloyes (dekat Vendome – Perancis) menyatakan mendapat penampakan Jesus yang memerintahkannya menyusun pasukan untuk membebaskan Tanah Suci dari tangan penguasa Muslim. Berhasil menghimpun 30,000 orang anak-anak dan orang dewasa miskin. Mereka berbaris menujuParismeminta raja Philip II berperang bersama mereka. Raja menyuruh mereka kembali pulang ke rumah.
Nicholas anak Jerman dariColognemenghimpun jumlah yang lebih besar dari daerah Rhineland danLorraine, meyakinkan pengikutnya bahwa mereka akan dibantu Tuhan dalam membebaskanJerusalem. Mereka berbaris melewatikotaMainz, dimana sebagian berhasil dibujuk pulang kembali, sisanya meneruskan menyeberangi Alpen sampai ke Itali dan terpecah jadi beberapa kelompok. Sebagian terus keVenicedanGenoa, sebagian lagi sampai ke Marseille Perancis dalam mencari tumpangan kapal ke Mesir. Bagian terbesar anak-anak itu hilang tak berbekas, yang diyakini telah dijual sebagai budak oleh setelah dibawa ke Mesir oleh pedagang yang curang. Episode ini tidak menghasilkan apa-apa bagi Eropa selain dari histeria patetik merebut kembali Jerusalem akibat dari imbauan seorang Paus yang menimbulkan ‘suasana mati demi Tuhan’ pada hampir semua kalangan.   
1215    Bangsawan Britania (Inggris) memaksa raja John (1167-1216), menandatangani MAGNA CARTA pernyataan tentang hak pribadi, yang merupakan embrio demokrasi modern. Magna Carta atau The Great Charter of English Liberties yang dikeluarkan guna mencegah ancaman perang saudara, mengalami tiga kali perubahan yaitu pada tahun 1216, 1217, dan 1225. Pada masanya piagam ini belum banyak memberikan perubahan yang berarti, namun sangat berpengaruh untuk generasi berikutnya. Magna Carta menjadi simbol perjuangan melawan penindasan terhadap kebebasan, Petition of Right (1628) dan Habeas Corpus Act (1679) keduanya merujuk langsung pada pasal 39 dari Magna Carta yang berbunyi: “no free man shall be…imprisoned or disseised [dispossessed]…except by the lawful judgment of his peers or by the law of the land.”. KonsitusiUSAmemperlihatkan pemikiran yang langsung berasal dari piagam ini. (Brittanica Ensiclopoedia)   
1218    Perang Salib Kelima. Pasukan dari Frank dan German dipimpin kardinal Pelagius mencapai Dumyat (Damietta, Mesir). Mereka ditawariJerusalem asal meninggalkan Mesir, dan ditolak karena berharap mendapatkan wilayah yang jauh lebih besar. Misi ini tidak berhasil dan akhirnya membuat kesepakatan damai dengan Muslim (Mesir) tahun 1221.   
1219    Ghengis Khan atau Temujin (1155-1227)Baikal,Mongolia.
Menyerbu Bukhara danSamarkand.
Imperium Mongol berlanjut.   
     Rajasa Amurwabhumi (Ken Angrok) raja Kerajaan Singosari.
Ken Angrok yang berasal dari rakyat biasa, membunuh Tunggul Ametung bupati Tumapel, memperistri Ken Dedes janda Tunggul Ametung, menaklukkanKediridan membangun dinasti Girindrawangsa    1222-1227
1228    Perang Salib Keenam. Dipimpin oleh Frederick II, Raja Holy Roman dari Franks dengan disertai sejumlah pemimpin pasukan dari berbagai negeri Eropa. Tanpa pertempuran besar, berhasil membuat perjanjian dengan Sultan Mesir, Malik al-Kāmil (1180-1238) dengan sebagian besarJerusalemmenjadi bagian Kristen.   
     Anusapati, raja di Singosari    1247-1248
1249    Perang Salib ketujuh. Pasukan Turki merebut Jerusalem 1244, Louis IX dari Perancis memimpin perang salib, merebut Damietta dengan harapan menukar dengan Jerusalem, gagal karena pasukannya menderita kekalahan besar. Louis sendiri ditawan dan dibebaskan tahun 1250 dengan tebusan.   
1250    Roger Bacon, (1220-1292),Oxford,England, merevisi pandangan keilmuan dengan mengajukan experimental science.   
1252    Paus Innocentius IV membolehkan inkuisasi atau pengadilan gereja memakai cara kekerasan yang kemudian menjadi brutal. Mencapai puncaknya pada jaman Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (Spanyol), diperkirakan 2,000 orang dibakar hidup-hidup dan 160,000 Yahudi diusir dari Spanyol/Portugal. Raja Charles V melakukan di Belanda pada 1522, inkusasi Spanyol dan jajahannya berakhir tahun 1834.   
1260    Islam memasuki Gujarat, pusat perdaganganIndiauntuk wilayah Timur    Wisynuwardhana, raja di Singosari    1248-1268
1260-1295    Cina dipersatukan dibawah emperor Kubilai Khan (Mongol). Ekspansi pertama ke Selatan   
     Kertanagara, raja Singosari.
•    • Membangun pusat pemerintahan Singosari
•    • Mengadakan perlawanan terhadap hegemoni Kubulai Khan
•    • Mengadakan aliansi dengan Campa menghadapi Mongol
•    • Menolak mengakui Mongol setelah Campa jatuh ke bawah Mongol.
•    • Terbunuh oleh Jayakatwang vasal Singosari.
Patung dalam bentuk hari-hara ardhanari yang diyakini sebagai Kartanegara.
Museum furVolker Kunde,Berlintahun 1865    1268-1292
1270    Perang Salib kedelapan (terakhir). Raja Louis IX kembali mencoba menebus kekalahan tahun 1249, mendarat di Afrika Utara, meninggal karena sakit sampar. Kemudian dibaptis sebagai Santo. Setelah itu Eropa kehilangan minat menjalankan perang suci danJerusalem kembali di bawah Muslim 1291.Hasil Perang Salib
Perang ini menstimulasi perdagangan, makanan, bumbu dan tekstil baru muncul di Eropa. Terjadi pertukaran pengetahuan pengobatan, sains dan peralatan perang yang semuanya bermuara pada terjadinya pemikiran pencerahan atau Renaissance   
     Kemunculan kerajaan Islam Samudra Pasai (kotaPerlak) di ujung Sumatera, dengan penguasa pertama, Malik Al Saleh, yang makamnya bertarikh 696 H (1297 M.    1290
1307-1368    Perlawanan di Cina mengusir Mongol, dan berdirinya Dinasti Ming    Marcopolo mengunjungi Sumatera    1292
     Raden Wijaya mengusir pasukan Kubilai Khan (Mongol) yang akan menghukum Kartanegara dan Jawa dan mendirikan Majapahit dan menjadi raja pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana    1294-1309
     Jayanegara putra mahkota Kertarajasa Jayawardhana dengan Dara Petak putri Melayu , menjadi raja Majapahit. Jayanegara dibunuh oleh tabib Tancha, yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.    1309-1328
     Tribuana Wijayottunggadewi
Jayanegara tidak berputra, yang menggantikan seharusnya Gayatri yang menjadi pertapa, maka anaknya Sri Gitarja menggantikan dan bergelar Tribuana. Dia memerintah didampingi suaminya Kertawardhana. Tribuana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih.
Dibantu Adityawarman, Gajah Mada menaklukkanBali(1334)    1329-1350
1347    Black DeathWabah penyakit sampar (pes) menyerang Eropa, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk Eropa meninggal akibat wabah ini.Wabah ini bermula dari Sisilia waktu pasukan Kipchak melemparkan bagian-bagian mayat kedalamkotayang dikepung.   
1355    Ibnu Batutah (1304-1369),Tangier,Morocco, membukukan riwayat perjalannya sejauh 120,000 km menjelajahi negeri-negeri Muslim, termasuk perjalanannya ke Cina dan Sumatera.   
1337-1453    Perang 100 tahun. Legalitas raja-raja abad pertengahan seringkali berkaitan antar satu kerajaan dengan lainnya. Raja William I dari Normandi menaklukkanEngland 1066, kemudian perkawinan dan aliansi telah merobah hak English di daerah Perancis. Pada waktu meninggalnya raja Perancis Charles IV pada 1328, Edwar III dari England yang juga adalah Duke dari Guyenne (Selatan Perancis) dan Count dari Ponthieu (English Channel) dan ibu dari Edward II adalah saudara Charles IV yang tidak punya putra, maka Edward III merasa berhak atas tahta Perancis. Count Valois yang merupakan cucu dari Philip III (Perancis) juga mengklaim tahta itu. Bangsawan Perancis memilih Philip VI, yang merampas tanah Edward III, dan berakhir dengan perang yang berkepanjangan selamalima generasi.   
1349    Duke of Burgundy (Franks) menguasaiNetherlands, Belgium & Luxemburg. Sejak abad ke 10 daerahNetherlandsterbagi atas beberapa negara kecil yang berperang satu sama lain. Burgundy menyatukan daerah ini yang kemudian dikuasai oleh Dinasti Habsburg (Austria) sampai abad ke 15.   
      Hayam Wuruk (Rajasanagara) raja Majapahit
Gajah Mada masih menjadi Mahapatih Majapahit, legenda sumpah Palapa oleh Gajahmada bersumber dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 semasa Hayam Wuruk. pada masa ini Majapahit mendapat masa keemasan dengan keberhasilan penaklukan (setidaknya hegemoni) banyak kerajaan lain seantero Nusantara    1350-1389
1358    Penyelesaian istanaAlhambra(Cordova) setelah dikerjakan selama 80 tahun.Alhambra, istana dan sekaligus benteng,Granada, Spanyol. Nama Alhambra (Arab) mempunyai arti ”si merah” karena dindingnya terbuat dari bata yang berwarna merah. Dibangun pada masa pemerintahan Ibn Al-Ahmar dinasti Nasrid (1238) dan penerusnya di atas sebuah bukit dimana seluruh penjurukotaGranada kelihatan. Dekorasi interior yang mengagumkan dibangun oleh Yusuf I (m.1354). Setelah bangsa Moor dikalahkan pada tahun 1492, sebagian interior dirobah dan dihancurkan. Dibangun kembali oleh Charles V yang menguasai Spanyol (1515-1556) dengangaya Rennaisance. Berapa menara dirubuhkan oleh Perancis dalam Perang Kemerdekaan (1812). Gempa dahsyat tahun 1821 menambah kerusakan struktur. Restorasi dimulai tahun 1828 dan berlanjut sampai abad ke 20.
Alcazaba atau benteng, merupakan bagian tertua yang dibangun oleh bangsa Moor hanya tinggal didnding benteng yang massif. Di dalam Alcazab terletak istanaAlhambrayang terbagi dua dengan Alhambra Alta (Alhambra Atas) tempat kedudukan pemerintahan pada jaman dulu.
Ruangan utama istana ini Patio de los Arrayanes (Court of the Myrtles) dan Patio de los Leones (Court of the Lions, dinamai demikian karena ditengahnya ada air mancur yang ditopang oleh 12 patung singa dari marmer, lambang kekuatan dan keberanian). Ruangan yang paling penting ialah Sala de los Embajadores (Hall of Ambassadors, yang merupakan ruangan resepsi), kemudian Sala de lasDos Hermanas(Hall of Two Sisters, dengan ornament model stalactite.   
     Majapahit menaklukkan Palembang dan tumbuhnya Malaka
Parameswara diyakini sebagai seorang pangeran dari Palembang yang berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit, melarikan diri ke semenanjung Malaya, menemukan pelabuhan yang bagus dibagian paling sempit dari selat Malaka dan mendirikan kota pelabuhan Malaka.
Malaka bergerak menaklukkan daerah-daerah di kedua sisi Selat Malaka yang menghasilkan bahan pangan, timah, emas, dan lada, sehingga meningkatkan kemakmuran dan posisi strategisnya. Pada tahun 1480, kerajaan ini menguasai pusat-pusat penduduk yang penting di seluruh SemenanjungMalayabagian Selatan dan pantai Timur Sumatera bagian tengah.
Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang ber¬agama Hindu—Budha, tampaknya pada masa akhir pemerintahannya (1390-1414), dia menganut agama Islam dan memakai nama Iskandar Syah. Dua orang penggantinya, Megat Iskandar Syah (1414-1424) dan Muhammad Syah (1424-1444), beragama Islam. Akan tetapi, ada kemungkinan telah terjadi suatu reaksi dari kalangan Hindu-Budha selama masa pemerintahan raja keempat, Parameswara Dewa Syah (1445-6), yang tampaknya terbunuh dalam suatu kudeta yang dilancarkan orang Islam dan digantikan oleh saudara sepupunya, Sultan Muzaffar Syah (1446-1459). Setelah itu, posisi Islam semakin tidak tersaingi.
Aspek yang paling menarik dari Malaka bagi sejarahIndo¬nesiaini ialah jaringan perdagangannya yang sangat luas yang membentang sampai ke pulau-pulau diIndonesia. Tome Pires, penulis Portugis, telah melukiskan kebesaran sistem ini dengan semangat yang mungkin berlebihan, tetapi deskripsi umumnya jelas dapat dipercaya.    1377
     Perang Bubat
Titik balik perluasan Majapahit berakhir dengan Perang Bubat yang terjadi antara kerajaan Sunda dengan Majapahit. Bermula dari rencana perkawinan politik Hayam Wuruj dengan Dyah Pitaloka (citraresmi) dari Sunda. Sewaktu pengantin dan rombongan samapai di Majapahit (Trowulan), Gajah Mada menghendaki pengantin dipersembahkan lebih dulu kepada Hayam Wuruk sebelum perkawinan dilaksanakan. Hal itu tidak bisa diterima oleh rombongan Sunda, dan peperangan di Bubat. Semua rombongan dan pengantin terbunuh.
Catatan: Dua negara besar pada abad XIV dan XV, Majapahit dan Malaka, Majapahit adalah negara Hindu-Budha,. sementara Malaka, walaupun merupakan negara terpenting di nusantara bagian barat, terletak di kawasan yang sekarang menjadi negeri Malaysia. Sejarah yang rinci mengenai Majapahit sangat tidak jelas. Sumber-sumbernya yang utama adalah prasasti-prasasti berbahasa lawa Kuno, naskah Desawarnana atau Negarakertagama berbahasa Jawa Kuno yang ditulis pada tahun 1365 (dikenal hanya dalam manuskrip-manuskrip yang lebih kemudian), naskah Pararaton berbahasa Jawa Tengahan (yang dikenal dari salinan-salinan yang lebih kemudian yang ditemukan di PulauBali), dan beberapa catatan berbahasa Cina. Keterpercayaan semua sumber yang berbahasa Jawa tersebut telah disangsikan oleh C.C. Berg, yang menyatakan bahwa sumber-surnber itu harus dipandang bukan sebagai dokumen-dokumen sejarah, melainkan sebagai dokumen-dokumen sakti, yang harus dipahami dalam konteks mitos-mitos politiko-religius yang menjadi perhatian para penulis catatan-catatan tersebut. Berg beranggapan bahwa naskah-naskah itu tidak dimaksudkan untuk rnerekam peristiwa-peristiwa masa lampau,    1379
1403    Kaisar Ming (China) memulai politik ekspansi ke Selatan   
     Vikramawardhana raja Majapahit    1389-1429
     Cheng Ho (seorang Muslim) duta besar KaisarChinamengunjungi Sumatera dan Jawa dan memaksa semua raja Jawa dan Sumatera mengakui kekuasaan Cina. Sekaligus masuknya Islam dari Cina.    1405
     Makam Maulana Malik Ibrahim, makam Muslim pertama di Gresik    1419
     Ratu Suhita raja Majapahit    1429
1435    Leonardo da Vinci (1452-1519), artis, pelukis, pematung, arsitek, engineer dan saintis dariFlorence, Italia. Leonardo mulanya magang pada Andrea del Verrochio (1435-1488), dan memperlihatkan bakat melukis yang menakjubkan, menulis Della Pitture (Treatise On Painting) pada 1435. Melakukan penyelidikan anatomi manusia dan membuat gambar anatomi dengan detail yang mengagumkan. Pada awalnya studi anatominya sekitar struktur kerangka dan otot manusia, kemudian beralih kebagian dalam. Leonardo menggabungkan riset anatomi dan fisiologi atau fungsi mekanik dari tubuh manusia yang dikerjakan dengan membedah mayat di rumah sakit bersama Marcantonio della Torre. Riset ini tidak dipublikasikan, baru terungkap setelah tahun 1956.Bersama ahli matematika Lucia Paciolli mempublikasikan hasil studinya tentang Divina Proportione (Proporsi Agung) pada tubuh manusia melanjutkan teori proportionalitas Vitruvius (100 BC) dengan membuktikan teori itu berasal dari proporsi tubuh manusia, jarak dari kepala ke pinggang dan pinggang ke ujung kaki terhadap tinggi selalu dalam proporis yang disebut golden section. Gambar ini terkenal dengan nama Vitruvian Man. Pada saat tubuh manusia berdiri tegak di atas lantai rata dengan lengan terentang, maka garis terluar akan membentuk segi empat, bila dalam posisi kedua lengan terangkat dan kaki jarang atau posisi elang, maka garis terluar akan membentuk lingkaran. Penemuan ini mempunyai kontribusi dalam merubah pandangan tentang manusia zaman Renaissance.
Golden Section yang diulas oleh Leonardo dalam seni, matematika, adalah proporsi geometris yang ada di alam, misalnya perbandingan panjang tulang siku terhadap panjang lengan, angka perbandingan ini selalu jatuh pada angka 0.6180339…. Secara estetis ini adalah proporsi terbaik dalam arsitektur dan lainnya dalam alam. A————-B——–C
BilaAB= 1 dan panjang keseluruhan AC = x, maka AC/CB = AB/AC dapat dirobah menjadi x / (1-x) = 1 / x bila kedua sisi persamaan dikalikan dengan x(1-x) akan mendapatkan x2 = 1 – x, penyelesaikan dengan persamaan kuadrat, akan mendapatkan x = (-1 + Ö5) / 2 = 0.6180339…
Sebagai saintis Leonardo da Vinci sangat menonjol pada zamannya seperti halnya dalam karya seni semuanya berasal dari observasi yang sangat teliti, sebagian besar ditulis dengan terbalik sebuah pameran skill yang luar biasa. sebagian besar karya sains itu tidak berhubungan dengan zamannya, lebih banyak berkaitan dengan zaman modern. Dalam anatomi dia menyelidiki aliran darah dan mekanik pergerakan mata. Dia melakukan studi geologi dan meteorologi dan menemukan pengaruh bulan terhadap pasang dan terbentuknya benua dan asal mula fossil. Teori awal hidrolik darinya yang menghasilkan teknik kanal. Dia merancang banyak sekali mesin dan mekanik, termasuk peralatan untuk terbang walaupun tidak praktis namun sangat sesuai dengan prinsip aerodinamik, demikian pula dengan ortnithopter, dasar dari helikopter telah diselidiki oleh Leonardo. Setidaknya Leonardo da Vinci adalah illustrator saintifik pertama.   

Berdasarkan penyelusuran Genealogy, ada keterkaitan antara Dinasti Majapahit dengan Nabi Ibrahim. Keterkaitan itu, berawal dari kehadiran Dewawarman I, yang merupakan pendiri Kerajaan Salakanagara…
Sebagaimana kita ketahui, Dewawarman I berasal dari Dinasti Pallawa di India. Melalui keberadaan Dinasti Pallawa inilah, pada akhirnya penyelusuran genealogy, sampai kepada Nabi Ibrahim…
Mari kita ikuti, silsilah berikut…
Silsilah R. Wijaya (Pendiri Majapahit)
01. Raden Wijaya bin
02. Rakeyan Jayadarma bin
03. Prabu Guru Darmasiksa bin
04. Darma Kusuma bin
05. Rakeyan Jayagiri bin
06. Lalang Bumi bin
07. Darmaraja bin
08. (puteri Kahuripan) binti
09. Dharmawangsa Teguh bin
10. Sri Makuta Wangsa Wardhana bin
11. Sri Isyana Tunggawijaya bin
12. Mpu Sindok bin
13. (putera Mpu Daksa) bin

14. Mpu Daksa bin
15. Rakai Watuhumalang bin
16. Pramodawardani binti
17. Samaratungga bin
18. Samaragwira bin
19. Rakai Panangkaran bin
20. Sanjaya bin
21. Brata Senawa bin
22. (Prabu Galuh II) bin
23. Wretikandayun bin
24. (cicit Suryawarman) bin
25. (cucu Suryawarman) bin
26. (puteri Suryawarman) binti
27. Suryawarman bin
28. Candrawarman bin
29. Indrawarman bin
30. Wisnuwarman bin
31. Purnawarman bin
32. Dharmayawarman bin
33. Dewi Minawati (suaminya Dewi Minawati, bernama Jayasingawarman, pendiri kerajaan Tarumanagara) binti
34. Sphatikarnawa Warmandewi binti
35. Dewawarman VII bin
36. Dewawarman VI bin
37. Mahisasura Mardini Warmandewi binti
38. Dewi Tirta Lengkara binti
39. Dewawarman III bin
40. Dewawarman II bin
41. Dewawarman I (menikah dengan puteri Pohaci Larasati binti Aki Tirem bin Ki Srengga bin Nyai Sariti Warawiri binti Sang Aki Bajulpakel bin Aki Dungkul bin Ki Pawang Sawer bin Datuk Pawang Marga bin Ki Bagang bin Datuk Waling bin Datuk Banda bin Nesan)
.
Berdasarkan penelitian sejarah, Pendiri kerajaan Salakanagara (Dewawarman I), yang merupakan leluhur Raja Majapahit, berasal dari Dinasti Pallawa (Pallava) di India…
Beliau datang ke Pulau Jawa, pada sekitar abad pertama masehi, dan memerintah kerajaan Salanagara bersama isterinya Pohaci Larasati, pada tahun (130M-168M)…
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Salakanagara
Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat…
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang…
Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya…


Dinasti Pallawa :
Berdasarkan tulisan yang berjudul “Origins of the Pallava Dynasty“, Dinasti Pallawa, memiliki keterikatan historis dengan Bangsa Persia dan Dinasti Maurya…
The word Pallava meaning branch or twig in Sanskrit is delivered as Tondaiyar in Tamil language…
But scholars rebuff this view since it is a later usage of the term and consequently cannot be confirmed to have given rise to the family name Pallava. Some feel that the Pallavas are connected with primordial Pulindas, who were the same as the Kurumbas of Tondamandlam. Tondamandlam was a province under Maurya Emperor Ashoka in third century BCE and was later detained by the Satavahanas and thus Tondamandlam became a feudatory to the Satavahanas After collapse of Satavahanas in about 225 AD, the Pallavas of Tondamandlam became autonomous and prolonged to the Krishna River.
There have been several conjectures concerning the origin of the Pallavas. There are certain claims based on historical, anthropological, and linguistic proof signifying that the Pallavas were related to the Pahlavas of Iran. It is probable that a wave of Pahlava/Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent migrated Southward and first settled in Krishna river valley of present day coastal Andhra Pradesh…
Some scholars think that the Pahlavas migrated from Persia to India and established the Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some say that they were immigrants from north, or from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. They came into south India through Kuntala or Vanvasa….
Source : http://www.indianetzone.com/19/origi…va_dynasty.htm

Origins of the Pallava Dynasty - Indianetzone.com Pallava Dynasty - 

Terjemahkan



Dinasti Maurya dan Cyrus II “The Great” :
Salah seorang anggota keluarga Dinasti Maurya yang populer adalah Sundari Maurya of Magadha. Beliau terhitung sebagai salah seorang leluhur dari King George I of England…
Silsilah Sundari Maurya sampai kepada Cyrus II ”The Great” adalah…
Sundari Maurya of Magadha binti (Princess of Avanti) binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia…
.
Silsilah Sundari Maurya (Magadha) sampai kepada Abhisara II (Taxila)
http://fabpedigree.com/s039/f742968.
Pedigree: Sundari MAURYA of MAGADHA

Silsilah Abhisara II (Taxila) sampai kepada Darius II
http://fabpedigree.com/s080/f943746.htm
Pedigree: Abhisara II of TAXILA
Silsilah Darius II sampai kepada Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great”
http://fabpedigree.com/s012/f559022.htm
Pedigree: Darius (Ochus) II (Shah) of PERSIA
Dinasti Maurya sangat indentik dengan keturunan Cyrus II “The Great” di India. Pertemuan kedua keluarga ini, dimulai jauh sebelum masanya Sundari Maurya (sekitar 200 SM). Interaksi antara kedua keluarga ini, diawali oleh pernikahan antara cucu Cyrus II “The Great” yang bernama Candravarnna of Persia binti Atossa of Persia bin Cyrus II “The Great”, dengan Maurya I of Taxila, pada sekitar tahun 500 SM…
http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm

Cyrus II “The Great” dan Nabi Ibrahim :
Cyrus II “The Great” (590 SM-529 SM), adalah pendiri dinasti Achaemenid. Beliau berhasil mempersatukan dua suku besar bangsa Iran : Media dan Persia. Beberapa ahli sejarah berpendapat, bahwa Cyrus II “The Great” indentik dengan Zulqarnain (QS. Al Kahfi ayat 83-98)…
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_Great_in_the_Qur’an
Melalui penyelusuran genealogy, diperoleh informasi, bahwa Cyrus II “The Great” memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ibrahim…
.
Nabi Ibrahim, berdasarkan catatan ahli genealogy, menurunkan bangsa Media (Madyan), melalui anaknya Midian (Madian) bin Nabi Ibrahim. Bangsa Media (Madyan) merupakan bangsanya Nabi Syu’aib, yang menjadi mertua Nabi Musa…
.
Beberapa catatan Genealogy, yang menghubungkan, Cyrus II ”The Great” dengan Nabi Ibrahim….
Melalui Jalur Pouru Chishti
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Pouru Chishti
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Pouru Chishti sampai kepada Vaedesht
http://fabpedigree.com/s065/f284112.htm
Silsilah Vaedesht sampai kepada Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s020/f862707.htm
Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, di dalam catatan genealogy lainnya, suaminya bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari Vishtaspa I)
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm
.
Nama Nabi Ibrahim (Abraham) di dalam naskah Persia Kuno….

“When the Persians will do such deeds, a man from among the Arabs will be born whose followers shall overthrow and dissolve the kingdom and religion of the Persians.
And the arrogant people (Persians) will be subjugated.
Instead of the temple of fire and the house of idols they will see the House of Abraham without any idols as their Qibla… “
Source : http://www.cyberistan.org/islamic/parsi1.html
.
Bangsa Persia sebagai keturunan Nabi Ibrahim…
Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq…”
[HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah]
Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ?
Bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir [An Nihayah fil Fitan Wal Malahim]
Keturunan Aish ini, menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran).
Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu Bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk (Farisi) Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”.
Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim“

Sumber : http://kanzunqalam.wordpress.com/2010/08/07/genealogy-dinasti-majapahit/
Ada tiga teori yang mengkaji asal-usul Pancasila. TEORI PERTAMA menyatakan, Pancasila berasal dari bumi Indonesia, lahir akibat proses kebudayaan bangsa Indonesia yang beragam, kemudian dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini sejak zaman penjajah Jepang bercokol di Indonesia.
Pancasila, menurut teori ini, merupakan ramuan yang mencakup semua ajaran agama yang hidup di Indonesia, pandangan hidup yang diwarisi dari nenek moyang dan gagasan pemikiran modern yang diperoleh dari para sarjana Indonesia didikan Barat pada masa penjajahan Belanda.
Berdasarkan sumberdaya semacam itulah Indonesia merdeka dibangun, di atas perpaduan yang harmonis dalam menampung segala macam keyakinan agama, ideologi perjuangan, dan paham kemasyarakatan yang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, selama masa perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang.
Perpaduan ini mengambil prinsip-prinsip yang dianggap mewakili cita-cita semua golongan bangsa Indonesia yang memperjuangkan negara Indonesia merdeka, termasuk di dalamnya cita-cita umat Islam Indonesia.
Menurut teori ini, dalam merumuskan Pancasila, Soekarno telah berhasil memadukan aspirasi para pemimpin Islam ketika itu, yang berhasrat menjadikan Islam sebagai ideologi dan dasar negara, dengan cara memasukkan ke-Tuhan-an sebagai salah satu silanya.
Dalam ide pokok konsepsi ini, agaknya Pancasila ingin berdiri sebagai wakil kepercayaan seluruh umat beragama di negeri ini. Dalam perkembangan berikutnya, penguasa ingin mencari kepastian hukum atas keinginan tersebut, yang pada gilirannya melahirkan doktrin azas tunggal, dengan tujuan pokoknya “Mempancasilakan Umat Beragama”.
TEORI KEDUA menyatakan, Pancasila yang dikemukakan oleh beberapa orang pemimpin pergerakan Indonesia di dalam rapat BPUPKI dalam sidangnya pada bulan Juni 1945, adalah pengaruh dari kode moral ajaran Budha yang telah menjadi tuntunan dan tatanan hidup sehari-hari di dalam masyarakat, terutama masyarakat Jawa.
TEORI KETIGA menyatakan, Pancasila yang digagas oleh Mohamad Yamin, Soepomo,
dan Ir. Soekarno adalah kepanjangan dari doktrin zionis yang telah dipropagandakan oleh tokoh-tokoh freemasonry di Asia pada umumnya, dan Asia Tenggara pada khususnya.
Teori ketiga ini dikemukakan oleh Abdullah Patani dalam risalah kecil berjudul “Freemasonry di Asia Tenggara”. Untuk membuktikan kebenaran teorinya itu, Abdullah Patani telah menunjukkan adanya persamaan antara sila-sila Pancasila dengan Khams Qanun Zionis, dan azas-azas ideologi negara yang dikemukakan oleh Nehru di India, Dr. Sun Yat Sen di Cina, Pridi Banoyong di Thailand, dan Andres Bonivasio di Filipina.
Adanya persamaan sila-sila yang lima tersebut, Abdullah Patani menyimpulkan, bahwa hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sekedar persamaan gagasan secara kebetulan, melainkan pasti terdapat pengaruh kuat doktrin zionisme para tokoh-tokoh tersebut.
Soekarno dalam suatu pidato yang disampaikan di hadapan rapat BPUPKI (tanggal 1 Juni 1945) dengan terus terang mengakui bahwa ia terpengaruh oleh pemikiran Dr. Sun Yat Sen yang telah merumuskan dasar ideologinya dengan nama “San Min Chu I”. Soekarno juga mengakui, semasa berumur 16-17 tahun telah mendapat ajaran tentang paham internasionalisme dari seorang guru Belanda di Surabaya bernama A. Baars.
Abdullah Patani menyatakan, ideologi yang diambil oleh Dr. Sun Yat Sen berasal dari doktrin zionisme melalui gagasan Freemasonry Asia, dimana Sun Yat Sen termasuk anggotanya.
Soekarno pernah mengatakan, Pancasila merupakan dasar dan ideologi yang menampung semua aliran dan paham yang hidup di dalam masyarakat Indonesia. Namun Soekarno tidak menjelaskan bagaimana kongkritnya pelaksanaan sila-sila tersebut agar benar-benar dapat mewujudkan tatanan yang dikehendaki oleh masing-masing paham dan agama yang ada di Indonesia.
Soekarno jugaa sering melontarkan semboyan, bahwa semua agama itu sama, karena semua agama bertujuan mencapai kebaikan hidup. Semboyan itu, menurut Abdullah Patani, sama persis dengan doktrin freemasonry yang biasa disebut dengan floatisme.
Floatisme bertujuan mengambangkan keyakinan semua umat beragama, sehingga setiap pemeluk agama tidak boleh menyatakan keyakinannya secara khusus di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap pemeluk agama harus mencari titik persamaan agar kehidupan berbangsa dan bernegara tidak didominasi oleh satu ajaran agama tertentu saja.
Bukan hanya Soekarno yang menganut floatsime (doktrin freemasonry) juga Mr. Mohamad Yamin, Mr. Soepomo, bahkan Haji Agus Salim.
(Dikutip dari buku berjudul “Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila”, Wihdah Press, Yogyakarta),
Asal Usul Lambang Negara Garuda Pancasila

Apa lambang Negara Republik Indonesia? Ya Burung Garuda. Mengapa Negara kita menggunakan lambang Negara seperti itu? Sejak kapan menggunakan lambang Negara tersebut? Apa saja arti dari Lambang Negara RI itu?
Burung garuda berdekatan dengan burung elang Rajawali. Burung ini terdapat dalam lukisan di candi-candi Dieng yang dilukiskan sebagai manusia berparuh dan bersayap, lalu di candi Prambanan, dan Panataran berbentuk menyerupai raksasa, berparuh, bercakar dan berambut panjang.
Beberapa kerajaan di pulau jawa menggunakan Garuda sebagai materai/stempel kerajaan, seperti yang disimpan di Musium Nasional, adalah stempel milik kerajaan Erlangga.
Pencipta Lambang Negara Burung Garuda Pancasila
Garuda itu adalah seekor burung yang hidup dalam dunia khayalan, terutama dalam pewayangan. Garuda dianggap mulia karena memiliki kekuatan dan kecantikan parasnya. Sehingga banyak yang menggunakannya dalam berbagai kegiatan yang dianggapnya menunjukkan sebuah power dan tentunya kebebasan karena garuda bebas bisa terbang ke mana saja.
Ketika menjelang HUT RI ke 60, di SCTV ada cerita seorang yang meneliti tentang asal-usul lambang negara kita. Penelitian ini adalah thesis S2 di UGM. Dari sekian gambar yang masuk, dipilihlah burung garuda ini (peserta harus menyematkan 5 pilar/sila yang dikenal sebagai Pancasila). Dari gambar burung purba sampai garuda diperlihatkan dalam siaran tersebut. Karena memang mencari jawaban tanya selama ini, siapa yang menggagas lambang RI?, banyak yang bilang Moh. Yamin, namun ternyata usulan Moh. Yamin, ditolak Presiden Soekarno. Penasaran ini terjawab sudah, karena di buku jarang banget yang dibahas, sama sebelum tahun 2000-an, bila mencari siapa yang menggagas nama Indonesia.
Sultan Hamid II



Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila Pancasila? Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu?

Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia-Arab walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak,kedua anaknya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II.

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalbar dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan "over commando" kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA.

Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan, Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat marah.

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan "ide perisai Pancasila" muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, MA Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".

Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.

AG Pringgodigdo dalam bukunya "Sekitar Pancasila" terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "Gundul" dan "tidak berjambul" seperti bentuk sekarang ini.

Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang "Gundul" menjadi "berjambul" dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

Tanggal 20 Maret 1940, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak.

Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.


http://campuranjoss.blogspot.com/201...asila-dan.html